Minggu, 14 Mei 2017

Sedikit Tulisan : Ahok "Pantas" Kalah

Ya, Ahok memang pantas kalah.
.
.
.

Saya bukan orang yang begitu mengamati politik sebelumnya, sampai saya mengetahui sosok Ahok. Saya yakin begitu juga dengan sebagian dari kalian. Ya kan?

Saya mengikuti tentang Ahok sejak Jokowi naik menjadi Presiden dan yang berarti Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Begitu banyak fenomena-fenomena serta prestasi-prestasi yang ia ukirkan. Yang paling saya kagumi adalah integritasnya, bagaimana ia bisa melaksanakan dan meng-eksekusi program-programnya dengan baik, mulai dari menghancurkan prostitusi dan menjadikannya tempat yang berguna, menghapus pungli, mengurangi titik banjir, menyediakan transportasi yang layak dan masih banyak lagi.

Pribadi Ahok begitu meng-inspirasi. Di samping cara bicaranya yang begitu kasar dulu, ia berani untuk melawan konformitas. ia berani untuk ke kanan ketika semua orang ke kiri. Dalam psikologi, manusia cenderung melakukan konformitas dimana lingkungannya berada. Namun ia berani untuk melawan arus, ia berani untuk mengikuti nuraninya ketika nurani di sekitarnya rusak.

Hingga saat itu tiba.
Saat ketika Ahok "kalah". Saat ketika ia kalah Pilkada Jakarta 2017, dan ia didakwa 2 tahun penjara oleh hakim. Melihat itu rasanya seperti ditusuk pisau yang tajam dua kali.

Namun, sesuai judul saya. Menurut saya Ahok memang "pantas" kalah.

Ahok pantas kalah di Pemilu 2017. Agar semua tahu bahwa menang-kalah tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang kita dapat. Melainkan seberapa banyak orang yang merasa berguna karena kita, dan seberapa banyak orang yang mencintai kita. Harumuncul ketika saya melihat begitu banyak bunga dan ucapan terima kasih yang dikirimkan untuk Ahok.

Baru kali ini saya menemukan sosok pemimpin yang begitu dicintai dan diapresiasi oleh masyarakat. Padahal ia adalah sosok yang kalah dan ia adalah sosok minoritas.

Ahok memang pantas dipenjara. Agar masyarakat dapat mewujudkan apa itu toleransi dan apa itu peduli. Mewujudkan "toleransi" dan "peduli" bukan hanya dalam kata, namun juga dalam aksi nyata. Peduli terhadap hukum, peduli terhadap kaum minoritas, dan utamanya peduli terhadap kesatuan NKRI.

Baru kali ini saya melihat orang-orang di sekitar saya begitu peduli dengan politik, walaupun masih penuh dengan subjektivitas. Baru kali ini juga saya melihat ratusan ribu orang melakukan aksi untuk membela seseorang.

Ahok memang harus dipenjara, agar semua orang melihat bagaimana integritas Ahok memang tidak perlu diragukan lagi. Bagaimana arti ORANG BENAR adalah ketika ia mampu mempertanggung jawabkan apa yg ia lakukan sekecil apapun kesalahan itu (ya, menurut saya dia memang salah), bagaimana ia mampu melawan EGOnya dan tetap berdiri di atas integritasnya.

Semua yang terjadi pada Ahok, membawa dampak bagi Indonesia. Menurut saya Tuhan punya rencana untuk Ahok, dan untuk Indonesia.

Ahok. Satu manusia yang membawa begitu banyak dampak, membuat politik kita menjadi dinamis, membuat kita, masyarakat biasa yang awalnya takut untuk menjadi berbeda karena benar menjadi berani..

Everything happens for a reason. Hanya kalimat itu yang sesuai.

Sedikit pesan untuk teman-temanku. Marilah mengamati politik dengan mata terbuka. Jangan buka mata tutup telinga, atau buka telinga tutup mata. Amati politik dengan rasional bukan dengan emosional, dengan objektivitas bukan subjektivitas. Jika benar maka katakan benar, jika salah maka katakan salah. Walaupun salah, mari berpolitik dengan cerdas. Yuk beragumen dengan halus dan berpendidikan, jangan gunakan kata-kata kasar. 

Saya bukan pro-Ahok,namun bila A saya bilang A dan bila B saya bilang B. 

Terima kasih sudah menyempatkan waktu anda mampir membaca tulisan saya! :)
XOXO,Stephanie







0 komentar:

Posting Komentar