Rabu, 05 Juli 2017

Manusia = Manusia

Selamat malam. Ya, selamat malam. Tulisan ini saya buat pukul 00.08 WITA, ketika saya berada di atas laut, meyebrang dari Pulau Bali ke Pulau Jawa,

Sejenak saya pergi berlibur ke Pulau Dewata untuk melepas rutinitas, pekerjaan dan beban lainnya. Namun tetap, pikiran tidak berhenti berpikir. Terlintas di pikiran saya saat berada di atas laut, Bagaimana bisa orang yang terjerat kasus pembunuhan mencintai anaknya seperti orang non-kriminal? Bagaimana bisa seorang tokoh agama melakukan tindakan pelecehan seksual?

Setelah berpikir dan merenung, Saya mendapat sedikit pencerahan, dan hal itu yang saya ingin sedikit bagikan.

Jawaban yang saya dapat simple dan pendek, mungkin saja anda tidak akan puas dengan jawaban ini.

MANUSIA ADALAH MANUSIA.

Manusia bukan malaikat tapi manusia juga bukan iblis.
Manusia punya ego tapi manusia juga punya nurani.
Manusia punya nafsu tapi manusia juga punya cinta.
Manusia punya benci tapi manusia juga punya kasih.

Manusia adalah mahluk yan begitu kompleks karena ia memiliki segalanya.
Dari hasil pikir saya, saya belajar untuk mudah mengucapkan kata-kata yang menghakimi, karena kitapun bisa melakukan seperti itu suatu saat. Karena kita juga MANUSIA :)

Sekian buah pikir saya yang sangat singkat.

XOXO, Stephanie


Minggu, 14 Mei 2017

Sedikit Tulisan : Ahok "Pantas" Kalah

Ya, Ahok memang pantas kalah.
.
.
.

Saya bukan orang yang begitu mengamati politik sebelumnya, sampai saya mengetahui sosok Ahok. Saya yakin begitu juga dengan sebagian dari kalian. Ya kan?

Saya mengikuti tentang Ahok sejak Jokowi naik menjadi Presiden dan yang berarti Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Begitu banyak fenomena-fenomena serta prestasi-prestasi yang ia ukirkan. Yang paling saya kagumi adalah integritasnya, bagaimana ia bisa melaksanakan dan meng-eksekusi program-programnya dengan baik, mulai dari menghancurkan prostitusi dan menjadikannya tempat yang berguna, menghapus pungli, mengurangi titik banjir, menyediakan transportasi yang layak dan masih banyak lagi.

Pribadi Ahok begitu meng-inspirasi. Di samping cara bicaranya yang begitu kasar dulu, ia berani untuk melawan konformitas. ia berani untuk ke kanan ketika semua orang ke kiri. Dalam psikologi, manusia cenderung melakukan konformitas dimana lingkungannya berada. Namun ia berani untuk melawan arus, ia berani untuk mengikuti nuraninya ketika nurani di sekitarnya rusak.

Hingga saat itu tiba.
Saat ketika Ahok "kalah". Saat ketika ia kalah Pilkada Jakarta 2017, dan ia didakwa 2 tahun penjara oleh hakim. Melihat itu rasanya seperti ditusuk pisau yang tajam dua kali.

Namun, sesuai judul saya. Menurut saya Ahok memang "pantas" kalah.

Ahok pantas kalah di Pemilu 2017. Agar semua tahu bahwa menang-kalah tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang kita dapat. Melainkan seberapa banyak orang yang merasa berguna karena kita, dan seberapa banyak orang yang mencintai kita. Harumuncul ketika saya melihat begitu banyak bunga dan ucapan terima kasih yang dikirimkan untuk Ahok.

Baru kali ini saya menemukan sosok pemimpin yang begitu dicintai dan diapresiasi oleh masyarakat. Padahal ia adalah sosok yang kalah dan ia adalah sosok minoritas.

Ahok memang pantas dipenjara. Agar masyarakat dapat mewujudkan apa itu toleransi dan apa itu peduli. Mewujudkan "toleransi" dan "peduli" bukan hanya dalam kata, namun juga dalam aksi nyata. Peduli terhadap hukum, peduli terhadap kaum minoritas, dan utamanya peduli terhadap kesatuan NKRI.

Baru kali ini saya melihat orang-orang di sekitar saya begitu peduli dengan politik, walaupun masih penuh dengan subjektivitas. Baru kali ini juga saya melihat ratusan ribu orang melakukan aksi untuk membela seseorang.

Ahok memang harus dipenjara, agar semua orang melihat bagaimana integritas Ahok memang tidak perlu diragukan lagi. Bagaimana arti ORANG BENAR adalah ketika ia mampu mempertanggung jawabkan apa yg ia lakukan sekecil apapun kesalahan itu (ya, menurut saya dia memang salah), bagaimana ia mampu melawan EGOnya dan tetap berdiri di atas integritasnya.

Semua yang terjadi pada Ahok, membawa dampak bagi Indonesia. Menurut saya Tuhan punya rencana untuk Ahok, dan untuk Indonesia.

Ahok. Satu manusia yang membawa begitu banyak dampak, membuat politik kita menjadi dinamis, membuat kita, masyarakat biasa yang awalnya takut untuk menjadi berbeda karena benar menjadi berani..

Everything happens for a reason. Hanya kalimat itu yang sesuai.

Sedikit pesan untuk teman-temanku. Marilah mengamati politik dengan mata terbuka. Jangan buka mata tutup telinga, atau buka telinga tutup mata. Amati politik dengan rasional bukan dengan emosional, dengan objektivitas bukan subjektivitas. Jika benar maka katakan benar, jika salah maka katakan salah. Walaupun salah, mari berpolitik dengan cerdas. Yuk beragumen dengan halus dan berpendidikan, jangan gunakan kata-kata kasar. 

Saya bukan pro-Ahok,namun bila A saya bilang A dan bila B saya bilang B. 

Terima kasih sudah menyempatkan waktu anda mampir membaca tulisan saya! :)
XOXO,Stephanie







Sabtu, 08 April 2017

Bersembunyi di Balik ZONA NYAMAN



Halo! Salam sejahtera. Di malam jam 01.13 saya menulis post ini.

Tiba-tiba beberapa hal terbesit lagi dalam pikiran saya, throwback ke jaman saat saya akan memilih jurusan kuliah bersama teman-teman.
So, let's get to the point!

Banyak dari kita yang memiliki potensi dan passion dalam bidang-bidang tertentu. Misal saya memiliki kenalan yang ber-passion di bidang seni yaitu musik. Namun yang menarik, yang ia ambil adalah kuliah jurusan bisnis. Hal ini yang seringkali saya temukan tidak hanya pada satu orang namun ratusan orang. Mengapa ia mengambil jurusan itu, saat saya tanya jawabannya adalah karena musik tidak menjamin masa depan, atau "nanti mau makan apa kalo kerjaan kayak gitu", dan banyak jawaban lainnya. 

Jawaban itu tidak salah, tapi juga tidak benar.
Sedikit saya sampaikan pendapat dari persepsi saya. Boleh kan?

Menurut saya kata-kata tersebut hanya digunakan untuk bersembunyi di balik COMFORT ZONE (read: zona nyaman). Mereka memiliki rasa takut gagal yang lebih besar daripada daya juang untuk berhasil mencapai cita-cita mereka. Mereka terpaku pada stereotype-stereotype yang ada dalam masyarakat.

"Ya kan harus realistis"
"Ngikut kata Tuhan ajalah"

Itu yang mereka katakan. Sekali lagi itu tidak salah, juga tidak benar. Saya sampaikan lagi pendapat dari persepsi saya. Hehe

Seringkali orang-orang yang memilih untuk berada di zona nyaman mereka melindungi diri mereka dengan kata-kata seperti itu.

HEY Anak muda! (saya juga masih muda kok)

Jangan sia-siakan potensi dalam dirimu, jangan sia-siakan passion yang ada dalam dirimu. Ada rasa nikmat ketika kamu melakukan yang kamu sukai sebagai profesimu. Memang kadang ada ketakutan untuk gagal, namun kita bisa mengatasinya (read: ALWAYS PREPARE THE PLAN B). Well, mungkin itu solusi dari saya bagi kalian yang mungkin takut untuk keluar dari zona nyaman tapi tetap ada keinginan untuk mencapai cita-cita.

Seringkali saya juga berfikir 10000x ketika masuk Jurusan Psikologi. Orang bilang jurusan ini tidak meyakinkan dan sedikit prospek kerjanya. Ada juga ketakutan di dalam diri saya, bagaimana jika dalam tengah-tengah perjalanan menuju cita-cita saya tiba-tiba api saya padam dan saya menyerah, atau ketika cita-cita saya gagal dan tidak membuahkan sesuatu. Namun seperti yang saya katakan always prepare for plan B! Tapi plan A tetap yang utama.

Hidup hanya sekali. Terlalu tidak berguna bila kita gunakan untuk berada di zona nyaman. Kadang rasa nyaman itu MENGHAMBAT kita. Keluar dari sana segera jika itu menghambatmu. Jika kamu merasa asing, tidak nyaman, dan lainnya itulah yang disebut PROSES. Rasakan gesekannya, nikmati prosesnya.

Cobalah sekalipun akan gagal. Tidak ada yang pasti di dunia ini, tidak ada kata-kata "pasti gagal" atau "pasti berhasil". Satu-satunya yang pasti adalah "tidak ada yang pasti itu sendiri". Setidaknya harus dicoba kan?

Sebenarnya lawan kita itu diri kita sendiri. Rasa takut gagal, rasa nyaman di keadaaan yang stagnan dan tidak berkembang, rasa memilih "aman".

Bayangkan ketika anda harus mati dalam keadaan yang itu-itu saja? Mungkin roh anda akan menyesal. Bercanda kok! Jangan serius-serius amat hehehe

Selamat merenung! Semangat!

XOXO,Stephanie