Senin, 09 Januari 2017

Mulutmu Harimaumu

Ada peribahasa yang mengatakan "Mulutmu Harimaumu" , peribahasa yang sudah tak asing lagi di telinga kita bukan?

Apa yang terbesit dalam telinga kalian saat mendengar peribahasa tersebut? Orang yang berbicara kasar? Mengumpat? Mem-fitnah?

Ya, itu pula yang terbesit dalam pikiran saya saat pertama kali mendengar peribahasa yang tajam itu.

Namun, saya sedikit tertegun saat menyadari hal lain dalam peribahasa ini. Nyatanya peribahasa tersebut bukan hanya pada kata-kata yang tajam saja. Bukan hanya pada kata-kata umpatan, olokan, fitnahan dan banyak kata-kata tak pantas lainnya.

Nyatanya kata-kata yang manis dan membuat siapapun terlena juga sesuai dengan peribahasa tersebut.

Saat kita mengucapkan janji dan kata-kata yang 'terlalu' manis pada seseorang. Dan saat kita tidak dapat menepati janji dan kata-kata kita yang manis yang telah kita utarakan. Suatu saat kata-kata yang tidak kita tepati akan menjadi harimau bagi kita ataupun orang lain.

Jadi, jagalah tutur kata dan mulutmu. Berpikirlah sebelum anda berkata-kata. Apa kira-kira dampak dari kata-kata anda, baik bagi anda maupun orang sekitar, dampak bagi masa sekarang maupun masa depan. Utarakanlah kata-kata yang sesuai dengan porsi anda, kemampuan anda.

Talk wisely and THINK before you talk.

XOXO, Stephanie

4 komentar:

  1. hmmm mnurut saya, ini smua netral tergantung kondisi dan sikon, kalau misalkan emang kita berharap kedepan bakal seperti itu oleh karena itu kita membuat janji dan kata-kata manis tetapi karena situasi hal tersebut berubah atau tidak dapat menepati omongan kita sendiri, apa itu smua salah kita? hmm karena menurut saya, kita sendiri gak akan tahu apa yang bakalan terjadi kedepannya :) bisa aja kata" manis itu jdi kenangan indah ato bullshit belaka, dan itu bukan salah kita karena kita gak tau masa depan gimana, manusia bisa berekspetasi dan mengungkapkan perasaan sepuasnya tetapi masa depan tidak dapat diprediksi, kita tidak dapat menentukan mana omongan kita yang tidak bakal menyakiti orang lain kedepannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wow, great respon :)) iya saya setuju, kata2 tersebut akan berjalan ke suatu tujuan. entah kenangan indah atau kenangan pahit.

      thats why i made this post. untuk mengingatkan orang agar sedikit menyaring dan berhati-hati.. jika suatu saat kata2 tersebut terlalu manis dan menjadi terlalu pahit.

      Hapus
  2. well.. seperti kata kebanyakan orang juga 'jangan memberi janji ketika kamu sedang bahagia' karena pada dasarnya ketika orang sedang bahagia, mereka memang cenderung akan mengatakan semua yang sedang dirasakannya pada saat itu. menurut saya emang semua dari cara bagaimana kita menerima omongan manis tersebut sih. boleh lah dibuat senang juga, tapi menurut saya jangan terlalu 'dibawa' aja, karena memang benar komen yang diatas, gada yang tau masa depan gimana. kalo ternyata omongan manis itu memang tidak bisa ditepati dan harus usai di sini, menyakitkan juga sih hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks for your respon! :)
      iyap, memang benar kita harus pandai pandai menerima kata-kata baik itu pahit maupun manis

      begitu juga dalam berkata-kata. kita juga harus cerdas dalam membatasi, melihat tidak semua orang cerdas dalam menyaring dan membatasi perasaan mereka :)))

      thanks for sharing

      Hapus